Prolog

Prolog

Author's pov
Mada.

Madava Damian, Ketua BEM, Fakultas Kesenian, Cerdas, Wajah bak pangeran asia, Rajin, Anak tunggal yang sedikit krisis ekonomi tapi bahagia, idaman para kaum hawa dan (hampir banyak) adam juga, hidup tertata dan punya lingkungan yang baik. Single. Terpaksa tinggal dikos karena pas lulus ngambil kuliah jalur beasiswa. Fakultas kesenian. Punya banyak temen tapi ga sahabatan. Sahabatnya cuman 1. Yang dianggap Maskot cowo maskulin tapi pada nyatanya Mada lelaki agresif yang menaruh hati pada lelaki Fakultas Teknik.

Jaden.

Jaden Adinata, orang-orang bilang dia mahasiswa kupu-kupu. Kerjaannya kalau ga nongki sebentar, main basket sebentar, kelas, pulang. Ga banyak keliatan dikampus tapi banyak yang tau. Anak sulung kaya raya ini masuk Fakultas Teknik karena emang itu yang dia bisa. Temennya banyak, banyak banget karena orangnya friendly. Belum ada keliatan punya pasangan karena memang ga punya. Tapi banyak yang interest. Termasuk Mada.


++++

Rapat diaula telah usai, benak Mada yang sedikit lelah karena berbicara panjang lebar dan diskusi yang sangat lama pada rapat hari ini agar terciptanya event nantinya. Ia ingin pulang, secepatnya. Hari sudah menunjukkan pukul setengah 6 sore. Untuk mencapai parkiran, Mada harus berjalan jauh melewati Fakultas Teknik demi mengambil motor Beatnya. Sambil berjalan memakai headphone mendengarkan musik sekira tidak sepi, batinnya. Sambil berjalan, ia menemukan lapangan Fakultas teknik masih dipenuhi beberapa pria yang sedang bermain basket. Ah sial, kampusnya sangatlah besar. Ia harus melihat lagi pujaan hatinya ini. Jaden.

Kebetulan saat ia berjalan, mereka nampaknya ingin bubar. Jaden dengan barang bawaannya yang simple, hanya ke pinggir mengambil tas lalu berjalan mendahului Mada.

Mada ingin memulai, kali ini.


++++


Sialnya, ini sudah diparkiran. Motor mereka berdekatan. Yang satu beat, yang satu bisa Mada ketahui itu Kawasaki Ninja 650. Mada meneguk ludah.

"em.. h-Hi!" Jaden menoleh, oh sejak kapan ada orang? pikirnya.

"Hai? Kenapa? ada yang bisa gua bantu?"

"Er... Anu... Itu..."

"....ya..?"

"Kenalin gue Mada, anak Fakultas Seni.."

"Oh... Jaden, Fakultas Teknik. Mau pulang?"

"Iya..."

"Salam kenal ya, gua mau pulang nih."

"Salam kenal juga, boleh kenalan lebih jauh ga?" "...." hening.

"Punya imess?"

"Punya."

"Sini." Mada bergegas membuka tasnya lalu mengambil handphone disaku tasnya. Mengasihkan ke telapak tangan Jaden. Selesai sudah,

"Chat gua kalau sampai." semua dimulai.




Report Page