1 )

1 )

Manusia
Laksara

"Laksa... kalau nanti ending nya aku pergi duluan gapapa, kan?" Ucap Bian sembari menerawang tentang masa depan nya nanti. Bian bingung, ingin menyerah atau tidak.

Di satu sisi dia tetap ingin bertahan. Tapi, sisi lain dia sudah berada di fase capek, tidak tau lagi harus melakukan apa. Toh kalau sudah ajal nya, mau tidak mau harus merasakan hal tersebut; kematian.

"Engga. Ga. Ga. Ga. Kamu tetap hidup nanti nya," Tangan kanan Laksa bergerak mengusap-usap tangan kekar Bian. Bian membalas usapan tangan Laksa, walaupun susah di gerakkan, setidak nya bisa untuk mengusap-usap tangan mungil itu.

"Laksa. Aku udah beberapa kali bilang sama kamu. Orang datang dan pergi udah jadi hal yang biasa. Bakalan ada saat nya nanti aku di fase capek, milih untuk menyerah dan pergi selama-lama nya,"

"Di bilang capek sama keadaan sekarang, ya benar capek sih. Apalagi posisi nya kamu 24 jam untuk aku, ngebuat kamu repot, hehe,"

"Pokok nya aku udah bilang sama kamu, jangan pernah takut kalau se waktu-waktu aku beneran pergi. Nyata nya memang raga aku udah pergi. Tapi, aku bakalan terus ada di benak, hati, perasaan, kamu. Ya,"

"Jadi gausah takut nanti. Setidak nya waktu aku benar-benar pergi, aku ga merasa bersalah lagi sama kamu dan terus di bayang-bayang rasa cinta ke Mahes. Toh aku udah kasih liat sama kalian, tanda-tanda sebelum aku pergi,"

"Aku ga pernah malu, kasih tau ke semua orang kalau aku punya kamu. Dan aku juga ga pernah malu untuk ngaku pernah se cinta ini sama Mahes sampai kapanpun. Bahkan, perasaan, cinta, itu masih sama. Sama seperti dulu. Yang membedakan, entah la. Kita liat aja nanti kedepan nya,"

"Aku dengar-dengar dia pindah ya, keluar negri? Ahaha, jahat banget. Ga bilang-bilang. Selalu bilang tapi, memang ada tapi nya sih. Aku harus lebih sadar diri lagi. Sadar diri bahwa sekiranya aku ga punya hak untuk tau keadaan dia sekarang gimana. Kecuali aku cari tau sendiri, tanpa bantuan orang lain,"

"Kaya nya tahun ini, aku udah benar-benar berhenti deh, Laksa. Ga akan harapin apa-apa dari dia lagi. Atau bahkan nuntut dia untuk balik, sekedar say hay bilang kangen dan lain-lain. Aku... capek,"

"Aku berhenti bukan berarti cinta aku ke dia hilang. Ga, ga, ga sama sekali. Rasa cinta aku masih sama, huhuhu. Kadang suka bingung sama perasaan sendiri, udah di gituin tetap aja stuck, stay. Bodoh banget kan, ya,"

"Sesuai sama lirik lagu yang sering aku dengar. And if you hurt me. That's okay, baby, only words bleed. Ada benarnya, lirik itu cocok untuk aku ke Mahes, ahaha."

Yah. Bian benar-benar pergi, tepat pada tahun 2020. Bian pergi menanggung segala luka, penyakit, rasa sakit, yang dia simpan. Lantas ketika dia pergi, apakah Mahes balik? Jawaban nya tidak. Tidak. Tidak. Tidak sama sekali. Mahes baru tau Bian benar-benar pergi pada Tahun 2022. Menyesal? Sangat. Dia terkejut, merasa sangat terpukul mendengar kematian Bian. Bahkan ketika membaca catatan yang Bian buat, Mahes tidak mampu membendung rasa tangis nya. Berakhir membutuhkan beberapa orang untuk menenangkan nya. Sampai dia benar-benar tenang dan tidak histeris.

Report Page