#03

#03

Milano

Keadaan Timezone saat ini sangat amat ramai. Wajar sih, karena hari ini merupakan hari libur, tempat permainan ini tepat sekali untuk melepaskan penat selama seminggu.

Sachio dan Sephera sudah mencoba banyak sekali permainan, mulai dari motor-motoran, pump it up, sampai tembak-tembakan zombie pun sudah mereka mainkan.

Saat sedang mencari permainan yang lain, mata Sachio berhenti pada permainan bola basket. Kebetulan sekali, daerah itu sepi. Hanya beberapa anak yang sedang memainkannya.

Sachio seperti mendapatkan suatu ide.

“Cii, taruhan yuk?” ajak Sachio.

Sephera mengernyit heran, “taruhan gimana?”

“Tuh,” tunjuk Sachio pada mesin mainan bola basket, “kalau aku dapat 200 poin, kamu cium aku.”

Sephera melihat mainan tersebut, lalu menoleh lagi kearah pacarnya, melihat Sachio sangat bersemangat.

“Yaudah, boleh.”

Setelahnya, Sachio beranjak ke tempat permainan tersebut, diikuti oleh Sephera dibelakangnya.


•••


“189...” Sachio bergumam sedih, ia kalah. Padahal sedikit lagi saja.

“Bibub, oi! bub,” panggil Sephera. Sachio membalik badannya menghadap Sephera, wajahnya tertekuk, tanda ia sedih.

Sephera ingin tertawa, namun melihat wajah pacarnya yang murung, ia pun mencoba menahannya.

Ia berjalan mendekati Sachio, hingga hampir tidak ada jarak diantara mereka.

Lalu,

Cup!

Sachio membolakan matanya, Sephera baru saja menciumnya! Di bibir!

Walaupun sangat cepat, tapi efeknya luar biasa bagi Sachio. Ia menyentuh bibirnya yang baru saja dicium pacarnya, tidak lama ia tersenyum seperti orang konyol.

“Hehe.”

Sephera ikut tersenyum. Padahal, tanpa memainkan permainan dan bertaruh pun, Sephera mau mau saja kok mencium pacarnya. Sachio saja yang aneh, meribetkan hal yang tidak ribet.

Report Page