011

011

Lia dan pesanan Ibu

Pelajaran hari ini selesai, aku segera menuju Mcd untuk membeli titipan Ibu. Sebenarnya aku bosan sekali sih makan ayam, karena Ibu sudah sering memasak ayam bahkan baru 2 hari yang lalu Ibu masak ayam rica-rica tapi mau bagaimana lagi? Adikku sangat suka ayam, apalagi ayam Mcd.


Sesuai dugaanku, jalanan di sini sangat ramai. Aku agak kesulitan menyebrang karena mobil dan motor yang berlalu lalang sangat cepat tapi untung saja kini aku sudah berada tepat di parkiran Mcd.

Sepertinya kondisi di dalam saat ini tidak terlalu ramai, jadi aku bisa cepat cepat pulang karena sejujurnya kakiku agak pegal apalagi sambil membawa tas ku yang berat ini.

Aku sengaja tidak memesan ojek online untuk pergi ke Mcd dari sekolahku, karena aku rasa uangnya akan tidak cukup jika aku naik ojek tadi dan menurutku jarak dari sekolah ke Mcd pun tidak terlalu jauh.

Jadi aku baru akan memesan ojek saat selesai memesan Mcd dan pulang ke rumah.


Sambil menunggu pesananku dibuatkan, aku melihat lihat sekitar dan saat ini hanya ada beberapa anak muda seumuranku yang tengah makan di tempat. Dulu aku juga sering makan bersama Oce dan teman2ku yang lain disini, karena harganya yang murah dan tempatnya nyaman.

Kalau sekarang aku sih lebih sering sendirian makan disini, tak jarang juga aku pulang sekolah langsung pergi kesini untuk makan burger favoritku.


"Kak, pesanannya sudah jadi!"

Aku menoleh, pesananku sudah ada di meja kasir dan hanya tinggal bayar saja.

"Terima kasih mba" kataku, setelah itu aku langsung keluar dan bersiap siap pulang.


"Mesen ojeknya disebrang aja deh, mau beli es dulu disebrang" ujarku pada diri sendiri, akhirnya aku memutuskan untuk segera menyebrang ke arah depan.


Dengan rasa senang di dalam hati, aku membayangkan bagaimana segarnya es yang akan akan aku minum nanti. Tenggorokanku benar benar sangat kering karena sudah lama tidak meminum es.

Kira-kira aku batuk atau tidak ya setelah minum es itu? Tenggorokanku kan sensitif sekali..


Aku terlalu senang dengan bayangan tentang es teh manis di depan, dan tanpa aku sadari dari arah kiri ku terdapat mobil yang tidak terkendali dengan kecepatan di atas rata-rata yang tiba tiba saja menghantam keras tubuhku.



Aku tidak dapat merasakan apapun, tubuhku kaku dan makanan yang ku beli berserakan. Telingaku berdengung, aku mendengar banyak orang berteriak dan mereka menyuruhku untuk tetap membuka mata. Rasanya pusing sekali...

Pandanganku semakin lama buram, tanganku seperti terkena cairan kental dan bau amis. Apa ini darah dari kepalaku, aku tidak dapat merasakan kepalaku apakah kepalaku hancur?


"I...bu...." gumamku, aku mencoba untuk mengambil ponselku namun aku tidak mampu untuk bergerak lagi. Seluruh tubuhku sudah tidak mampu bergerak ataupun merasakan sesuatu, apa aku benar benar akan berakhir...?

Pandangan mataku semakin buram dan semakin lama menghitam, aku terus memanggil Ibu dan meminta maaf kepadanya.

Maaf untuk ayam yang tidak sempat aku antarkan, semoga mereka tidak menungguku karena aku tidak bisa membayangkan reaksi mereka saat tahu bahwa aku malah celaka disini.

Apa ini akhirnya?

Apa akhirnya aku benar benar mati sendirian?


Detik detik sebelum aku benar benar tidak sadar, aku melihat wajah nenekku dengan samar dan seulas senyuman.

Ah.. Aku sangat rindu kepada nenekku... Terima kasih Tuhan akhirnya aku bisa memandang wajahnya lagi.

Namun mengapa ia tersenyum? Apa ia mengucapkan selamat datang padaku di Surga? Kalau iya, terima kasih Nek karena sesungguhnya aku juga ingin tahu bagaimana suasana disana...


🦋

Report Page