#01

#01

ㅤㅤㅤㅤㅤ ccvvickyyㅤ

Malam itu Wona melamun diruang tamu dengan ditemani anime favorit nya sembari menunggu teman Abangnya yang datang membawakan makanan, ia kadang suka bingung mengapa Abangnya ini selalu menyuruh atau meminta tolong pada temannya saat dia sedang lembur bekerja, padahal Wona sendiri bisa kok memesan makanan lewat go food. Entahlah apa yang dipikirkan oleh nya.

Bel rumah miliknya berbunyi, dengan segera ia menaruh laptop nya di sofa dan berlari menuju pintu yang dituju.

Hafis, orang itu adalah Hafis, orang yang dikaguminya sejak jaman smp dulu. Biar ku jelaskan sedikit.

Dulu itu Wona dan Hafis pernah menjadi satu kelompok pada saat Ldks. Entahlah apa yang membuat Wona kagum pada pria itu, apakah karna wajah tampannya? Sejak smp mereka tidak pernah satu kelas, tetapi kelas mereka selalu bersampingan. Dan saat Ldks itu Wona menjadi pengagum rahasia Hafis, dia lebih memilih untuk memendam perasaannya hingga saat ini, saat sampai mereka berdua sudah menjadi classmate.

Wona menyuruh Hafis untuk berjalan duluan menuju ruang tamu, sedangkan dirinya menuju dapur untuk mengambil peralatan makan.

Cantik. Satu kata yang mewakili Hafis untuk saat ini. Benar-benar cantik, entahlah tapi perempuan ini memang selalu cantik dan menarik.

"Apis mau ga?Wona kenyang."

Hafis menggeleng. "Taro aja didapur, atau engga buang."

"Sayang kalo dibuang."

"Yaudah taro didapur."

"Nanti aja, Wona masih kenyang banget."

Hafis menatap sekeliling rumah milik Wona dan Yohan. Besar sekali.

"Dia tidur sendiri dirumah segede ini?"ucap Hafis dalam hati.

"Apis suka nonton anime ya?"

Hafis sungguh malu, ingin sekali dia memaki Jonan saat ini juga. "Engga."

"Boong."

"Wona suka, Wona lagi nonton Attack On Titan."

"Ya."

"Kadang Wona suka mikir, kenapa dunia bisa se sempit ini ya?"

"Selama dua tahun kita ga ketemu, jujur Wona kangen."

"Kenapa lo pindah tiba-tiba gitu si?"

"Ga tiba-tiba, udah direncanain dari lama."

Wona tersenyum tipis. "Apis pulang aja gapapa, Wona pengen lanjut nonton."

Entahlah, Hafis jadi tidak tega meninggalkan Wona sendirian. "Gue temenin."

"Engga, udah ih sana, mau gue teriakin maling?"

"Yaudahlah terserah, Wona pengen nonton dikamar aja."

Hafis menahan tangan Wona. "Disini aja."katanya.

Wona menurut, keduanya menonton bersama hingga Wona terlelap dengan posisi kepala yang berada diatas bahu Hafis.


Report Page