01.

01.

Mark's girlfriend

pemuda berjas hitam khas balenciaga, sedang mengelilingi mansion milik saudaranya. dirinya diundang ke acara ulang tahun kelima anak saudaranya, yang sebetulnya dirinya tak menyukai acara seperti ini. ponselnya berdering membuatnya kehilangan fokus ke arah salah seorang pria tua sedang menatap gerak gerik istri saudaranya. ia pun memilih memojokkan dirinya dan mengangkat telepon tersebut.

"woy nyet, mana lo" seru temannya di seberang sana. dengan nada jengkel, ia menggerutu di seberang. yang dimarahi pun tidak merespon, ia menatap lebih tajam pria tua tadi yang semakin berusaha mendekati istri saudaranya.

"sa, lo denger ga sih" wisesa atau yang sering dipanggil sesa itu mematikan teleponnya karena terlalu berisik. mungkin sebentar lagi, ia akan diomeli oleh teman cerewetnya itu.

wisesa kembali memasuki mansion, ia berjalan ke arah saudaranya yang tengah berbincang bisnis dengan client dari jerman yang kebetulan baru saja tiba di jakarta dan langsung diundang oleh saudara sesa, rajesa. melihat kedatangan adiknya, rajesa pamit untuk menghampiri adiknya.

"bang, gua pamit, temen' gua rese" ucap sesa yang langsung diangguki singkat rajesa. sesa berjalan cepat menghampiri mobilnya yang sudah terparkir di depan mansion.

diperjalanan wisesa bertanya tanya, siapa pria tua itu. wisesa merasa tidak asing melihatnya, seperti pernah bertemu dan berbincang singkat dengan pria tua itu. wisesa mengambil handphonenya dan menghubungi pratama untuk mencari informasi terkait pria tua tadi. di perbincangan, pratama sempat menolak permintaan wisesa, sebab foto pria tua yang wisesa maksud tidak ditunjukkan langsung olehnya, akan sangat sulit jika tidak ada foto. wisesa memaksa Pratama, meskipun tidak ada foto, ia harus mencarinya. disana, pratama sudah kesal dan lebih memilih mematikan teleponnya, yang membuat wisesa mendengus kasar dan melempar handphonenya.

Sesampainya di mansion mewah miliknya, wisesa melihat mobil ayahnya juga abangnya terparkir disana. jarang sekali abangnya berkunjung ke mansion miliknya. merasa ada yang tidak beres, wisesa mempercepat langkahnya menuju pintu utama. di dalam, ayahnya sudah menunggu sambil berbincang hangat dengan kakak tertuanya, mahesa.

"ada apa yah? tumben" tanya wisesa begitu ia mendudukkan dirinya di dekat kakaknya. ayahnya merenung sebentar, meminum secangkir teh yang disiapkan maid.

"kakek kamu, sudah kembali" wisesa terdiam. kakeknya kembali? untuk apa? wisesa menatap wajah ayahnya, berusaha mencari kebohongan yang ayahnya simpan, namun sepertinya ayahnya itu benar benar mengakui bahwa kakeknya berada disini, di tanah kelahirannya.

"mau ngapain dia kesini?" tanya wisesa untuk mencari informasi lebih lanjut terkait alasan kakeknya kembali datang ke Jakarta.

"ayah juga belum tau pasti alasan kakek kamu berada disini" ayahnya menjawab dengan nada lirih.

kakek atau ayah dari ayahnya wisesa itu ialah jonathan D'Mahadewa, pernah sekali menjadi sorotan publik karena dirinya yang diketahui ikut andil dalam teroris yang dilakukan oleh sekelompok orang asing yang datang ke jakarta, alih alih ingin mempelajari budaya Indonesia. jonathan yang baru menginjak usia 22 tahun itu, diperintahkan ayahnya untuk menemani orang asing tadi berkeliling jakarta, juga memperkenalkan seperti apa Jakarta saat itu.

pada saat itu, orang asing tersebut mengajak jonathan dan teman temannya untuk pergi ke suatu tempat tersembunyi. di sekitaran lorong rumah mewah berjejer, disana banyak sekali orang berpakaian serba hitam dengan senjata dan armor di sekelilingnya. disana, jonathan diberi obat bius, kemudian diberi cairan yang membuatnya harus menuruti perkataan teroris itu. jonathan menghancurkan jakarta, menghancurkan karir ayahnya yang membuatnya diasingkan di paris selama bertahun-tahun.

Kini, Jonathan kembali lagi ke Jakarta, dengan alasan yang belum keluarganya ketahui. pasalnya, Jonathan masih menjadi incaran publik dan teroris yang semakin gencar mencari dirinya karena kecerdasannya dahulu menghancurkan jakarta. ayahnya wisesa, jason digantara, berusaha menggerakkan pasukannya mencari keberadaan ayahnya yang masih bersembunyi dari publik.

wisesa mengusap wajahnya, berusaha mencari solusi agar cepat menyembunyikan kakeknya yang menyebalkan itu. niat ingin bersantai malam ini, wisesa terpaksa harus ikut mencari keberadaannya. ia berpamitan langsung dengan ayahnya, berlari kencang meninggalkan mansion untuk memberi tahu kan kepada teman temannya.

Di perjalanan, mata wisesa tidak tinggal diam, mata tajamnya senantiasa menyorot segala sesuatu yang menurutnya mencurigakan. sementara itu, mahesa yang berada di mansion berusaha menenangkan ayahnya, dan mengabari kelompoknya agar bergerak ke penjuru kota.

Sesampainya di basecamp, wisesa menutup pintu mobilnya dengan kasar, dan berlari menuju pintu basecamp. ia membukanya dengan nafas tersengal, menatap wajah teman temannya yang kebingungan.

"weh nape lo" galih yang saat itu berada di dekat pintu dengan cepat membantu wisesa duduk di dekat fatih, dan memberinya segelas air untuk menenangkan.

"dikejar siapa lo, ampe ngos-ngosan begitu" haikala yang tadi berbincang dengan wisesa melalui telepon tadi saat di mansion saudara wisesa, juga merasa khawatir melihat temannya.

"bantuin gua" wisesa berucap, kemudian teman temannya dibuat bingung. biasanya, wisesa akan berbuat sesuatu tanpa bantuan temannya, tetapi sepertinya saat ini ia memerlukan tenaga mereka.

Tanpa bertanya lebih lanjut, mereka segera bersiap, menyiapkan segala yang mereka punya dan pergi bersama wisesa menuju mansion miliknya, untuk merencanakan pencarian kakek wisesa. teman temannya banyak yang sudah mengetahui kasus yang menimpa kakeknya, maka dari itu mereka turut mencari untuk meringankan beban keluarga wisesa.


Report Page