First Meet.

First Meet.

Noelle.

Milla berjalan menelusuri lorong perpustakaan pandangannya menyapu seluruh buku yang dipajang di rak besar perpustakaan, mencari buku yang diinginkannya. Dari kejauhan, matanya sudah menangkap buku yang dituju, terbaris rapi di buku-buku sejenis lainnya. Buku itu mempunyai ukuran sedikit lebih besar yang membuat Milla cepat mengenalinya. 


Tetapi sayang, sebelum Milla meraih buku tersebut, seorang laki-laki yang tak ia kenal telah mengambilnya terlebih dahulu. 


Milla tak mungkin marah. Buku itu bukan hak miliknya. Walau sebenarnya Milla benar-benar membutuhkan buku itu untuk mengerjakan tugasnya, sebab sumber dari buku itu sangat lengkap. Terlebih, buku itu direkomendasi walasnya tadi.


Milla berjalan menghampiri salah satu seorang laki-laki tak dikenal itu. "Hai! Sorry banget kalau gue ganggu, buku itu ada lagi gak di sini?"


"Maaf, tapi gua kurang tau. Tapi, kayaknya buku ini cuman satu, deh. Barusan gua cek perpustakaan online katanya bukunya tinggal dua, yang satu udah dipinjem."


"Oh gitu, ya. Nanti kalau udah selesai boleh oper ke gue gak? Gue duduk di kursi itu." Milla menunjuk ke salah satu kursi kosong di samping kaca besar yang memperlihatkan suasana kota jakarta dari lantai dua.


"Boleh. Tapi gua agak lama, gak papa nih?" 


Milla menggaruk tengkuknya, Ia ingin mengiyakan namun takut terlalu lama. Jika menolak, dia membutuhkan bukunya.


"Ya udah, gak papa kok. Gue tunggu, ya! Terima kasih banyak." Ia akhirnya lebih memilih untuk menunggu bukunya, daripada tidak mendapat sumber dari buku itu sama sekali.


Milla berpisah dengan laki-laki tak dikenal itu dan duduk di kursi yang ia tunjuk tadi. Milla mengeluarkan buku tulis dari tas, bersiap untuk lanjut menulis beberapa bait tugas yang tenggat dikumpulkan beberapa hari lagi.


Tak sampai dua jam, laki-laki berbadan tinggi dengan paduan outfit kemeja kotak-kotak dan celana jeans berwarna hitam, berjalan santai lalu menepuk pundak Milla tanpa berbicara sepatah kata pun.


Fokus Milla sontak teralihkan sebab ada yang menepuk pundaknya, Ia menoleh ke sang empunya. "Hah? Eh? Lo yang tadi itu ya?" Ujar Milla sedikit terkejut


"Iya," Balasan dari sang lawan bicara dengan singkat, Ia memberikan buku yang dari tadi Milla incar.


"Lo udah selesai? Kok cepet banget?" Tanya Milla.


"Belum selesai. Takut lu nunggu lama." Laki-laki tersebut duduk di kursi yang berada di hadapan Milla. Tidak ada kata permisi atau izin darinya.


"Kerjain dulu aja, gak apa-apa. Gue juga gak keberatan kok. Kalau boleh tau, nama lo siapa? Gue Milla." Lagi, tanyanya dengan wajah yang tampak penasaran.


"Renjana. Kerjain bareng aja." Monolog sang laki-laki yang bernama Renjana itu sambil mengeluarkan sebuah buku-buku yang dibutuhkan, tidak lupa dengan pulpen dan sebuah label.


"Okaaayyy, semangat kerjainnya Ren!" Jawab Milla dengan antusias, Renjana tersenyum manis menatap Milla. "Semangat juga, Mil."


Lucu banget, pikir Renjana.


Report Page