01

01

T.me/troopscrime
22 Maret 2022

“Mau kemana lo?”

”Ngapel.” Ucap Xenon singkat. Mave yang sedang memperbaiki senar gitarnya yang rusak seketika menghentikan kegiatan tersebut. Menatap heran empu yang sedang merapikan rambutnya.

“Lo berdua baru ketemu semalam anjing.” Mave gemas. Demi apapun, ia tidak mengerti dengan pasangan ini. Apa mereka akan mati jika tidak bertemu satu hari saja?

Xenon yang mendengar itu hanya mengedikkan bahu. Ia melangkah mendekati Naresh yang sedang asik bermain video game. “Kunci mobil mana?” Xenon menatap malas makhluk didepannya ini. Sudah lah bangun siang, tidak membantu apa - apa, kegiatan nya sedari tadi hanya tidur, makan, dan bermain game.

Naresh menoleh sekilas, tangannya sedang sibuk mengatur karakter game yang sedari tadi ia mainkan. “Di Leo, tadi dia manasin.” Jawab Naresh. Xenon mengangguk kecil. Saat hendak pergi, ia dengan usil menendang kaki Naresh yang menghalangi jalan. Dan benar saja, Xenon langsung mendapat aduhan dari sang korban.

”Mandi lo, bau.”

“Bangsat.”

Sedangkan di sisi lain, Kajen dan Leo baru saja selesai olahraga pagi. Mereka saat ini sedang meluruskan kaki di depan teras sembari menyeka keringat.

“Nih, cola” Sekaleng cola disodorkan didepan wajah Arleo. “Dingin.”

“Thanks.” Leo mengambil cola yang diberikan untuknya. Kebetulan sekali ia sangat haus, bersepeda bersama Kajen benar - benar menguras tenaga nya. Karena rute yang dipilih ada banyak tanjakan yang mengharuskan ia mengeluarkan tenaga lebih untuk itu.

Dengan tenaga yang tersisa Leo membuka kaleng berisikan minuman cola kesukaan nya.

“Lo ga mau?” Leo mengguncang pelan kaleng cola yang diberikan Kajen. Sedangkan pelaku yang memberikan hanya melirik sekilas dan berbalik memandang kedepan.

“Ga, lo aja. kurang suka gua. nge-gigit gitu rasanya.” Mendengar hal itu sontak saja Leo menarik kembali cola tersebut. Meminum nya seteguk. Kekehan kecil keluar dari bilah bibirnya.

“Xenon minum ini mulu sampe sekarang masih idup noh anaknya. ga mati karna di gigit cola.” Sebuah pukulan melayang dikepalanya sampai ia memekik sakit. Diam - diam ia mengumpat karena pukulan Kajen memang sesakit itu. “Bukan gitu maksud gua anjing.” Kajen bersiap memukul Leo lagi kalau saja suara ribut Xenon dan Naresh tidak terdengar.

“Kenapa lagi dah itu.” Kajen menyenggol bahu orang disebelahnya. “Masuk buru, mulai panas.” Kajen masuk ke dalam dengan disusul Arleo yang sibuk memainkan kaleng colanya yang sisa setengah.

”Kenapa lagi lo pa–

–GOBLOK.”

”KELUAR LO BERTIGA BABI.”



Report Page