01.

01.

@Jovaanxz
Lari dari realita

Anzha alias Avisa Esperanzha. Gadis itu keluar dari kamarnya dengan stelan seragam sekolah. Suasana rumahnya yang selalu sepi sudah menjadi hal yang lumrah baginya. Gadis cantik berambut sebahu itu mengambil selembar roti untuk menjadi sarapannya pagi ini.

Baru saja gadis itu membuka pintu rumahnya, ia dibuat terkejut dengan kedatangan pemuda yang memiliki tinggi badan kurang lebih 182cm.

"Sahil, lu ngapain anjirr!!"

Pemuda yang akrab disapa Sahil itu tersenyum hangat kepada si pemilik rumah. "Ngejenguk lu," jawabnya enteng. "Tadi Bima ngasih tau gue kalo lu sakit, jadi gue berinisiatif untuk ngejenguk lu. Baik 'kan gue?" Pemuda itu mengangkat sebelah alisnya.

"Makasih deh sebelumnya, tapi gue gak sakit gue cuman bohong, gue males sekolah, Hil," papar Anzha.

Sahil menjentikkan jarinya, "pass banget!! Gue juga males sekolah. Gimana kalo kita jalan-jalan?"

Tanpa pikir panjang, Anzha langsung meng-iyakan ajakan kakak kelasnya itu. "Ayoo dehh."

°°°°

Kedua remaja itu berjalan menelusuri kota tempat mereka tinggal. Hanya ada keheningan diantara mereka berdua.

"Sahil!! Liat itu." Anzha menunjuk pada seorang pria paruh baya.

Sahil mengikuti kemana arah jari Anzha. "Anjing Pak Lino!" Umpat Sahil.

Dua remaja itu kebingungan mencari tempat bersembunyi. Sahil menarik tangan Anzha. Pemuda itu membawa Anzha ke sebuah gang kecil. Anzha memejamkan matanya, sedangkan Sahil mati-matian menahan agar tidak tertawa saat melihat wajah gadis di hadapannya. Dengan cepat Anzha membekap mulutnya. "Shutt!! Nanti ketauan, Sahil!" Anzha berucap dengan nada berbisik.

Sahil mengintip untuk memastikan apakah gurunya sudah pergi atau belum, "aman, Zha." Sahil memberikan sebuah kode dengan mengangkat ibu jarinya.

"Apanya yang aman?" Seketika kedua remaja itu diam seribu bahasa.

Sahil mengulurkan tangannya memberi kode kepada Anzha. Gadis itu mengerti apa yang dimaksud Pemuda tersebut, ia menggenggam tangan Sahil. Kedua pemuda itu kembali melarikan diri.

"KALIAN BERDUA!! ESPRESO, SAHIL!!"

"ESPERANZHA, PAK," balas Anzha.

°°°°

Mereka berdua berhenti di sebuah taman yang lumayan luas. Anzha menetralkan napasnya. "Anjing ini seru banget," ucapnya dengan nada ceria.

"Duduk dulu Zha, gue cape."

Sahil dan Anzha duduk di bangku taman. Entah apa yang sedang dilakukan Sahil, Anzha tidak peduli.

Pemuda itu menyodorkan botol minumnya, "minum nih."

"M-makasih, Hil."

Report Page