Pengenalan Ilmu Hadits

Pengenalan Ilmu Hadits


Mengenal Ilmu Hadits

Setelah di ketahui apa itu hadits Qauli, fi'li, dan Taqriri, berikut pembahasan mengenai hadits sifat.

■ Hadits Hadits Sifat atau Hadis Ahwali ialah hadits yang berisi tentang Sifat-Sifat Nabi baik bentuk fisik, dan Kepribadian Nabi contoh :

📌 Anas Radhiyallahu anhu berkata:

“Rasulullah memiliki postur sedang, tidak tinggi ataupun pendek, dan fisiknya bagus. Rambut beliau tidak keriting juga tidak lurus. Warna (kulitnya) kecoklatan, jika beliau berjalan, berjalan dengan tegak“

📚 (al-Mukhtashar hadits no. 2)

📌 Bara' bin ‘Azib berkata:

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah lelaki yang berambut ikal, berpostur sedang, bahunya bidang, berambut lebat sampai cuping telinga dan beliau memakai kain merah. Aku belum pernah melihat orang yang lebih tampan dari beliau“

📚 (al-Mukhtashar hadits no. 3)

📌 Anas Radhiyallahu anhu mengatakan:

كَانَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَأَجْمَلَ النَّاسِ وَأَشْجَعَ النَّاسِ

Beliau adalah orang yang paling dermawan, paling tampan dan paling pemberani

📚 (HR. Bukhari dan Muslim).

Dan perlu juga untuk di ketahui bahwa Secara Umum Ilmu hadits terbagi menjadi 2.

• Ilmu Hadits Dirayah

• Ilmu Hadits Riwayah

Keduanya memiliki pembahasan yang berbeda beda namun pada intinya sama sama membahas tentang hadits.


Mengenal Sanad & Matan Hadits

Hal yang paling Awal dilihat dari sebuah Hadits/Riwayat adalah Sanadnya.

Jika Hadits tersebut memiliki sanad,

Maka baru bisa lanjut tahap selanjutnya yaitu pemeriksaan sanadnya, apakah Sanad tersebut Shahih atau Tidak.

Setelah diketahui Sanad hadits tersebut Shahih, maka lanjut ketahap selanjutnya yaitu pemeriksaan Matan hadits, apakah matan tersebut bertentangan dengan Hadits Shahih lain sehingga hadits tersebut dihukumi "Muthorib" (Goncang) pada matannya sehingga ia menjadi tertolak (Dha'if).

Inilah tahap dalam pemeriksaan sebuah hadits/riwayat.

📌 Dari Muhammad bin Sirin rahimahullah, bahwa beliau berkata:

“Ilmu ini (hadits ini), adalah (bagian terpenting) agama, karena itu telitilah (aqidah dan manhaj) orang-orang yang kamu mengambil agamamu dari mereka.”

Beliau (Muhammad bin Sirin) juga berkata:

“Dahulu mereka (yakni para ulama hadits) tidak menanyakan tentang sanad, tetapi tatkala terjadi fitnah (munculnya kelompok dan pemikiran bid’ah), mereka berkata:

“Sebutkan kepada kami nama para perawi haditsmu,”

bila dilihat yang menyampaikannya adalah Ahlus Sunnah, maka haditsnya diterima, tetapi bila yang menyampaikannya ahlul bid’ah, maka haditsnya ditolak.”

📚 (Lihat Muqaddimah Shahih Muslim)


Mengenal Hadits Shahih dan Hasan Secara Ringkas

Hadits Shahih memiliki dua tingkatan

■ Hadits Shahih Lidzatihi

Yaitu Definisi sebagaimana Hadits Shahih yang memiliki lima syarat hadits shahih secara sempurna

■Hadits Shahih Lighoirihi

Yaitu Hadits Hasan Lidzatihi yang dikuatkan oleh periwayatan lain yang semisalnya atau yang lebih kuat darinya.

Dinamakan shahih lighairihi karena keshahihannya tidak berasal dari sanad awalnya sendiri, melainkan dari masuknya sanad lain yang menguatkannya.

■Misal gambarannya ialah:

Hadits Hasan + Hadits Hasan = Hadits Shahih Lighoirihi

Sehingga Hadits Shahih Lighoirihi lebih tinggi dari Hadits Hasan Lidzatihi, dan Lebih rendah dari Hadits Shahih Lidzatihi. PAHAMI INI!

•Sebagaimana hadits Shahih, Hadits Hasan juga memiliki dua tingkatan

■Hasan Lidzatihi

Yaitu sebagaimana definisi hadits Hasan yang memiliki cukup lima syarat hadits Shahih namun Kedhobitan perawinya kurang sempurna

■Hasan Lighorihi

Yaitu Hadits Dha'if yang didukung oleh jalan periwayatan lainnya, selama sebab kedhaifannya bukan karena rawinya fasiq atau pendusta (Dha'if Berat)

Hadits Dha'if naik menjadi hadits hasan lighairihi karena dua hal,

•Hadits tersebut juga diriwayatkan melalui jalur lain, yang semisal dengannya atau lebih kuat,

•Sebab kedhaifannya karena buruk hafalan perawinya, terputus sanadnya atau majhul rijalnya. (Hadits Dha'if Ringan)

Dinamakan hasan lighairihi karena kehasanannya tidak berasal dari sanad awalnya sendiri, melainkan dari masuknya sanad lain yang menguatkannya.

Misal gambarannya:

Hadits Dha'if (ringan) + Hadits Dha'if (Ringan) = Hasan Lighoirihi


Hadits Ditinjau Dari Sisi Diterima Atau Ditolak

Setelah kita ketahui Bahwa hadits itu ada yang diterima (Maqbul) dan ada yang ditolak (Mardud), lantas bagaimana dengan Hadits Qudsi?!

■ Definisi Qudsi secara bahasa diambil dari kata qudus, yang artinya suci. Disebut hadis qudsi, karena perkataan ini dinisbahkan kepada Allah, al-Quddus, Dzat Yang Maha Suci.

■ Adapun secara istilah Hadis Qudsi ialah:

"Hadits yang secara makna datang dari Allah, sementara redaksinya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam"

Sehingga hadis Qudsi adalah berita dari Allah kepada Nabi-Nya melalui ilham atau mimpi, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan hal itu dengan ungkapan beliau sendiri.

Jadi al-Quran lebih utama dibanding hadits qudsi, karena Allah juga menurunkan redaksinya.

📚 (at-Ta’rifat, hlm. 133)

Dan inilah yang membedakan antara hadits qudsi dengan al-Quran. Dimana al-Quran adalah kalam Allah, yang redaksi berikut maknanya dari Allah ta’ala.

Perbedaan lainnya antara Hadits Qudsi dengan al-Quran ialah

■ Al-Quran: "sifatnya qath’i tsubut (pasti keabsahannya), karena semuanya diriwayatkan kaum muslimin turun-temurun secara mutawatir.

Karena itu, tidak ada istilah ayat al-Quran yang diragukan keabsahannya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam".

■ Hadits Qudsi: "Tidak ada jaminan keabsahannya. Karena itu, ada Hadits Qudsi yang SHAHIH, ada yang DHA'IF, dan bahkan ada yang PALSU".

Dengan demikian Hadits Qudsi bisa masuk dalam Hadits Maqbul dan Juga bisa masuk dalam Hadits Mardud.

Semoga pembahasan secara ringkas ini dapat kita pahami.

■Insya Allah pembahasan ini akan berlanjut

Allahu'alamSetelah kita ketahui Bahwa hadits itu ada yang diterima (Maqbul) dan ada yang ditolak (Mardud), lantas bagaimana dengan Hadits Qudsi?!

■ Definisi Qudsi secara bahasa diambil dari kata qudus, yang artinya suci. Disebut hadis qudsi, karena perkataan ini dinisbahkan kepada Allah, al-Quddus, Dzat Yang Maha Suci.

■ Adapun secara istilah Hadis Qudsi ialah:

"Hadits yang secara makna datang dari Allah, sementara redaksinya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam"

Sehingga hadis Qudsi adalah berita dari Allah kepada Nabi-Nya melalui ilham atau mimpi, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan hal itu dengan ungkapan beliau sendiri.

Jadi al-Quran lebih utama dibanding hadits qudsi, karena Allah juga menurunkan redaksinya.

📚 (at-Ta’rifat, hlm. 133)



https://www.instagram.com/reel/C36tSSzPv32/?igsh=Zmk2Ynp5MzEyY3Fp


.... bersambung... In sya Allah.

Report Page