00

00

Nadys

"Yo bang! Tumben balik?" Anak tertua dari dua bersaudara itu terkekeh ringan. Baru saja keluar dari kamar, sudah disambut oleh tatapan menyelidik dari si anak bungsu.

"Pengen aja sih, rumah rumah gue." Si sulung mendudukkan diri disamping adiknya. Mata lelaki itu menulusuri penampilan sang adik yang berantakan ala anak geng.

"Lo abis ngapain Gra? Tawuran?" Graha, si bungsu itu menoleh cepat dan menatap tajam sang kakak.

"Sinting lo! Ya kali wakil OSIS tawuran."

"Bisa aja. Bahkan ketua osis jaman gue dulu pernah ikut tawuran." Graha mengernyitkan dahi, rasa tidak mungkin saja title sebesar itu dipakai untuk tawuran.

"Ha? Masa sih bang? Emang ga di lengserin?"

"Engga tawuran juga sih. Semacam nyerang gitu lah. Dulu tuh karna ada anak geng mecahin jendela perpus bawah, sama nyekap siswi."

"Woo, lo ikut ga bang?"

"Ikutlah, pas itu kebetulan banget banyak atlet lagi latihan disekolah, dan gue ikut basket."

Kemudian si sulung menegakkan badan, raut wajahnya seolah menunjukjan semanat untuk bercerita.

"Eh ada nih satu, karna kejadian itu. Gue jadi punya semacam rumah, atau kelompok gitu dah di sekolah. Nama nya MelaCak."

"Buset, ga kece amat sih Rafa." Rafa, si sulung itu memukul bahu adiknya.

"Weh lo nantangin, itu bagus banget anjir. Artinya Melangkahi Cakrawala. Coba deh lo kegudang atas yang diantara dua tangga. Kuncinya sama Abang sepupu si Telaga."

"Dih? Apa untungnya buat gue." Graha kembali merentangkan tangannya di sandara sofa. Memejamkan matanya sejenak.

"Siapa tau lo punya circle kayak MelaCak juge kan yee. Eh asal lo tau ya Gra, kalau kata orang - orang MelaCak itu ciptaan alam. Dulu heboh banget dah disekolah semenjak ada MelaCak. Bahkan sampe dibilang penerus Mata Air."

Mata Graha terbuka cepat dengan perasaan terkejut.

"Mata Air yang angkatan 2007? Ya kali lo?" Rafa mengangguk yakin.

"Lah ga percaya?! Coba lo tanya aja sama guru lo atau sama anak Mata Air nya sekalian." Rafa bangkit dari duduknya.

"Coba dulu, Siapa tau ada Mata Air gen 3." Rafa menaik turunkan alisnya dan tersenyum samar.

Report Page