*/

*/

Source

๐๐€๐๐‚๐€ ๐„๐“๐ˆ๐Š๐€ ๐๐€๐‰๐ˆ๐Š ๐๐„๐‘๐Œ๐„๐ƒ๐’๐Ž๐’

โ™ฒ๏ธŽ๏ธŽ๏ธŽ๐’๐ž๐ค๐ข๐ฅ๐š๐ฌ ๐๐ซ๐ข๐ก๐š๐ฅ ๐Œ๐ž๐๐ฌ๐จ๐ฌ

Sering kita jumpai istilah ๐‘š๐‘’๐‘‘๐‘ ๐‘œ๐‘  atau ๐‘ ๐‘œ๐‘ ๐‘š๐‘’๐‘‘, yang keduanya merupakan bentuk akronim. ๐‘€๐‘’๐‘‘๐‘ ๐‘œ๐‘  akronim dari media sosial dan ๐‘ ๐‘œ๐‘ ๐‘š๐‘’๐‘‘ akronim dari Sosial Media.

Terus, mana yang tepat? Mari kita simak dengan saksama penjelasan di bawah ini..!

Sebelumnya, silahkan minum dulu kopinya, biar lebih ๐Ÿ˜ke..!

Istilah aslinya adalah ๐‘†๐‘œ๐‘๐‘–๐‘Ž๐‘™ ๐‘€๐‘’๐‘‘๐‘–๐‘Ž yang diambil dari bahasa Inggris. Frasa bahasa Inggris menggunakan pola M-D atau Menerangkan-Diterangkan.

Sedangkan frasa bahasa Indonesia secara umum berpola D-M atau Diterangkan-Menerangkan. Jadi, terjemahannya yang benar ke dalam Bahasa Indonesia adalah Media Sosial, atau sering disingkat ๐‘š๐‘’๐‘‘๐‘ ๐‘œ๐‘ .

Di sini, kata ๐‘ ๐‘œ๐‘ ๐‘–๐‘Ž๐‘™ menerangkan kata ๐‘š๐‘’๐‘‘๐‘–๐‘Ž. Jadi medsos adalah media yang digunakan untuk melakukan kegiatan sosial.

Kalau ingin penjelasan yang lebih jabar, silahkan bertanya pada syaikh google, pasti dijawab dengan ๐Ÿ˜ke.

Dari penjelasan ini, bisa kita simpulkan bahwa ber-medsos merupakan suatu kegiatan sosial dengan menggunakan media. Oleb sebab itu, dalam bersosial yang baik tentu harus beretika sebajik mungkin.

Berikut ๐ฉ๐š๐ง๐œ๐š ๐ž๐ญ๐ข๐ค๐š ๐›๐š๐ฃ๐ข๐ค ๐›๐ž๐ซ๐ฆ๐ž๐๐ฌ๐จ๐ฌ fersi saya. Ingat iya, fersi saya. Jadi, kalau Anda bertanya pada syaikh ๐ ๐จ๐จ๐ ๐ฅ๐ž, tidak akan ada jawaban seperti ini..๐Ÿ˜ ๐๐š๐ง๐œ๐š ๐ž๐ญ๐ข๐ค๐š itu adalah: 1. Mengikuti halaman positif; 2. Mengisi konten positif; 3. Membagikan konten positif; 4. Mengatur waktu dalam bermedsos;

5. Mengamalkan ilmu yang layak.

Mari kita bahas satu persatu.

1โ™ฒ๏ธŽ๏ธŽ๏ธŽ๐Œ๐ž๐ง๐ ๐ข๐ค๐ฎ๐ญ๐ข ๐‡๐š๐ฅ๐š๐ฆ๐š๐ง ๐๐จ๐ฌ๐ข๐ญ๐ข๐Ÿ
Etika ini diletakkan paling atas, karena, menurut saya, yang paling penting dan berpengaruh pada sehat atau tidak kita bermedsos.

Jika kita mengikuti halaman, men-subcrib atau berteman dengan seorang yang berkonten negatif, maka yang akan muncul di branda kita, ya, hal yang negatif. Dan pada akhirnya akan berpengaruh pada mindsed kita secara tidak sadar. Misal, jika yang selalu muncul di branda diksi atau vidio cacimaki, provokasi, propaganda dsb., maka mindsed kita cendrung kesana, karena tertular dibawah alam sadar.

Hal ini, berlaku di semua jenis medsos, seperti FB, IG, YouTube dsb.

Jadi, bertemanlah dan ikutilah halaman yang berkonten poisitif, karena sehat atau tidak pola pikir kita, tergantung teman dan halaman yang kita ikuti.

2โ™ฒ๏ธŽ๏ธŽ๏ธŽ๐Œ๐ž๐ง๐ ๐ข๐ฌ๐ข ๐Š๐จ๐ง๐ญ๐ž๐ง ๐๐จ๐ฌ๐ข๐ญ๐ข๐Ÿ
Dalam konteks ini, melihat zaman yang serba digital, serba virtual, dan kita lebih banyak hidup di medsos, maka adalah keniscayaan bagi setiap yang aktif di medsos untuk mengisi blog pribadinya dengan konten positif, dalam rangka mengkonter konten-konten negatif.

Tentu dalam hal ini, sesuai dengan kemampuan kita di masing-masing bidang. Bidang Anda agama, silahkan isi dengan kajian keagamaan yang sejuk dan membawa kedamaian, bidang Anda Sains, silahkan isi dengan konten yang benuansa Sains, dsb.

Yang terpenting, kita turut berpartisipasi mengkonter konten negatif dengan konten positif kita. Karena, jika tidak ada yang mengkonter, lama-lama, konten negatif itu, dianggap positif. Dampaknya, ya, penurunan etika dan moral di kehipan nyata.

3โ™ฒ๏ธŽ๏ธŽ๏ธŽ๐Œ๐ž๐ฆ๐›๐š๐ ๐ข๐ค๐š๐ง ๐Š๐จ๐ง๐ญ๐ž๐ง ๐๐จ๐ฌ๐ข๐ญ๐ข๐Ÿ
Prinsip saya dalam konteks ini sederhana. Kalau ingin membagikan atau nge-๐‘ โ„Ž๐‘Ž๐‘Ÿ๐‘’, kalau vidio tonton sampai selesai, kalau tulisan baca sampai tuntas, dan darimana sumbernya. Jika semua itu sudah dilakukan, baru saya menentukan, apakah bernuansa positif, perlu dan layak dibagikan atau tidak. Sederhana, kan๐Ÿ˜?

4โ™ฒ๏ธŽ๏ธŽ๏ธŽ๐Œ๐ž๐ง๐ ๐š๐ญ๐ฎ๐ซ ๐–๐š๐ค๐ญ๐ฎ ๐๐š๐ฅ๐š๐ฆ ๐๐ž๐ซ๐ฆ๐ž๐๐ฌ๐จ๐ฌ
Wah, ini yang mungkin sulit dilakukan. Saya pun, sampai sekarang, masih mencari cara jitu untuk mengatasi candu bermedsos๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜

Tapi, setidaknya, kita harus punya tenggat waktu dalam bermdsos. Minimal, harus tentukan, kapan waktu bermedsos dan kapan waktu beraktivitas di dunia nyata. Masalah nanti tidak sesuai jadwal, itu urusan lain, yang penting, dari awal, kita sudah punya komitmen untuk membatasi dalam bermedsos. Siap untuk membuat jadwal? Siap, B๐Ÿ˜s..๐Ÿ‘Œ

5โ™ฒ๏ธŽ๏ธŽ๏ธŽ๐Œ๐ž๐ง๐ ๐š๐ฆ๐š๐ฅ๐ค๐š๐ง ๐ˆ๐ฅ๐ฆ๐ฎ ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐‹๐š๐ฒ๐š๐ค
Hadeeh, apalagi yang satu ini, menurut saya, lebih sulit lagi, hehe๐Ÿ˜

Coba saya tanya, dari sekian banyak konten positif yang kita lihat atau baca, baik berupa nasehat untuk sabar, ikhlas, berbicara yang baik, tidak nge-gosip dll., atau berupa kajian-kajian yang berisi banyak ilmu, berapa banyak yang telah kita aplikasikan di kehidupan nyata? Hehehe, pasti pada senyum sendiri ya, memikirkan apa saja yang telah kita amalkan.

Ya, mari kita berusaha mengaplikasikan, di dunia nyata, setiap ilmu yang kita dapat di medsos. Dan tentu bukan sembarang ilmu, kita ambil ilmu dari sumber yang bisa dipertanggungjawabkan dan layak diamalkan di dunia nyata.

Semoga bermanfaat, sekian..!

๐Š๐š๐ฆ๐ข๐ฌ, 03 ๐ƒ๐ž๐ฌ๐ž๐ฆ๐›๐ž๐ซ 2020 ๐Œ.

Report Page