...
Lengguhan terkeluar dari tenggorokan-nya membuktikan bahwa sekarang dia telah siuman. Sial, kepalanya sangat sakit, dia sulit untuk membuka kelopak matanya. Dia berusaha, dan...
"Sudah bangun?"
Dia melotot sempurna, dia ingin bangkit namun bagian tubuhnya seperti terikat rantai. Dia menoleh ke kanan dan ke kiri. Benar saja, kedua tangan dan kakinya di rantai.
Caraline terlalu fokus akan rantai yang mengikatnya, dia tidak menyadari bahwa ada tubuh Yuuji yang dikendalikan Sukuna.
Sukuna yang mencintainya.
Sukuna yang sangat-sangat mencintainya.
Di elus lah perlahan pipi kanan-nya, tidak disangka-sangka bulir air matanya mengalir. Melihat hal itu Sukuna mendekat, dia menjilati wajah yang terkena air mata Caraline dengan sensual. Membuat tubuh Caraline tersentak kaget.
"Jangan nangis, aku gak bakal nyelakain kamu. Kamu cukup nurut disini, tinggal disini bareng aku." Ucapnya lirih tepat dibagian daun telinga Caraline.
"Gila! Balikin Yuuji!"
Plak!
Sukuna menamparnya, sakit sekali. Mungkin pipi-nya saat ini sangatlah memerah. Tidak membiarkan ini sementara, Sukuna menarik paksa leher Caraline mendekati wajahnya.
Merah. Bola mata Yuuji berwarna merah. Membuat nyali Caraline menciut, dia tidak berani menatap mata tersebut. Dia menolehkan pandangannya ke arah lain serta menutup rapat-rapat matanya.
Sukuna menyeringai.
"Jangan bahas bocah itu lagi. Aku benar-benar tidak mau menyakitimu. Kamu paham?"
Ia mengangguk patah-patah, hingga dia merasakan sesuatu yang lembab berada di dahinya. Sukuna mencium dahinya lumayan lama.
Seusai ciuman tersebut, dia melenggang pergi keluar. Entah dia pergi kemana meninggalkan Caraline yang sedang termanggu di dalam pikirannya sendiri.
Keesokan paginya, Sukuna datang ke ruangan tersebut. Ceklek! Pintu telah terbuka memperlihatkan Caraline yang mungkin semalam berusaha melepaskan diri namun sia-sia. Berkat kecerdasannya yang memakai rantai bukan tali, gadis itu tetap berada disini.
Sukuna mendekat, menyela helai rambut yang menutupi wajah cantik tersebut. "Tch, sangat tidak adil bahwa kau tidak mengenali saudara kembar Yuuji."
Cup. Sukuna mencium bibir Caraline, sekaligus melumat bibir tersebut. Entah mengapa ia ingin membangunkan gadis tersebut melewati ciuman. Lagipula, dia memang sangat ingin mencium bibir mungil itu.
Sukuna memang bejad, dia yang menculik pacar adik-nya tanpa sepengetahuan orang lain. Tetapi kenapa? Bolehkan dia merebut cewek cantik ini.
Caraline merasa terganggu, dia membuka matanya. Dan benar-benar tubuhnya langsung merinding. Dia tidak tau harus berbuat apa... Ciumannya di rebut, selama ini Yuuji tidak pernah mencium dirinya. Tetapi mengapa seseorang yang mengendalikan tubuh Yuuji ini yang malah menciumnya...?
Semakin dalam. Dengan gigitan kecil, Caraline reflek membuka mulutnya memberi kesempatan kepada Sukuna untuk mengecap seluruh bagian dalam rongga mulutnya. Bahkan lidah Sukuna sudah menyentuh bagian ujung tenggorokannya.
"Eungh..."