.

.


Bagaskara cerah menyinari semesta, fatwa menyapa penuh fatamorgana. Lara tertutup sukacita, takdir-Nya tertutup nafsu jiwa.

Padamu, sang bidadari dalam ru'ya ku. Memang bagai lazim harfi mukhaffaf namamu kusebut di hadapan-Nya. Namun tak dapat menolak kemungkinan, hanya lauhul mahfudz kita yang mampu mengetahui kelanjutannya. Walau kemungkinan kedepannya akan melebihi samarnya ikhfa' haqiqi, tapi al-hubbu untukmu kini melebihi jelasnya idzhar halqi.

Wahai wanita cantiknya semesta alam dan penciptanya. Kutitip Maryam : 96 untuk kalian. Orang selanjutnya, dan untuk engkau, bidadari dunia ini pula.

Tetap ada engkau dalam sujud di sepertiga malam, tetap hadir engkau di do'a do'a setiap rentangan tangan. Meski bukan saya penggenggam selanjutnya, setidaknya yang terbaik tetap saya sampaikan untuk mu lewat-Nya, Allah Subhanahu Wata'ala.

Padamu yang terbaik sepanjang masa, temukan yang sebaik-baiknya penjaga. Maka kedepannya dapat berbahagia, tanpa adanya kembali satu raga yang kini tetap mencinta.

Bahagiaku untukmu, do'a do'a ku tetap setia menyertaimu. Maka terakhir ku katakan walau bukan ini yang merupakan ujung waktu, tetap menjadi yang sebaik-baik hamba-Nya, maka jalan indah kamu tempuh di kemudian waktu. Hamasah untuk jalani hari-hari mu yang kemungkinan sulit, tetap sedia hadir tadahan beribu ucap walaupun sedikit.

Kepadamu, yang InsyaAllah masuk dalam beberapa urutnya bidadari surga, yang InsyaAllah dunia akhiratnya pembawa bahagia. Tadahkan sepertiga malam demi-Nya untuk menyiarkan cinta mu pada-Nya, sebelum Ia pun ikut memberi cinta yang sungguhan untuk mu di masa depan kelak pula.

Selamat tinggal, pamit saya untuk nanti. Terus bahagia di setiap perjalanan hari-hari. Engkau cinta yang kusayangi, yang kedua di hidup ini, maupun hingga ajal menghampiri.


Uhibbuki, wakafa billahi syahida.


Report Page