*/

*/

From

"Kita adalah rasa yang tepat diwaktu yang salah."

Untuk kamu. "Kalau memang ga ada kesempatan buat aku, setidaknya gak usah bikin aku terus berharap sekaligus sakit hati. Apalagi kamu datang hanya untuk membuka bekas luka yg sudah lama aku obati dengan waktu. Sebodoh itukah kamu mempermainkan aku?" Mungkin aku saja yang bodoh, karna ingin menjadi pelangi yang selalu menghiasi hari harimu.

Namun sayang, menjadi pelangi untuk orang yang buta warna itu jauh lebih bodoh dari apa yang aku kira.

Aku pikir menjadi mentari lebih baik daripada menjadi pelangi hanya karna untuk orang yg datangnya cuman sementara lalu pergi lagi.
Karna jika menjadi mentari, akan memberikan sejuta kehangatan dan kenyamanan bagi setiap orang. Berbeda halnya dengan pelangi yang hanya memberikan kenangan Indah ketika hujan tersebut berlalu dan menghilang begitu saja.

Dan jika kamu ingin belajar, maka belajarlah pada senja. karna senja lebih tahu cara untuk berpamitan.
Dan inilah aku ''Hujan'' dan kamu adalah "Pelangi" yang datang saat hujan tersebut jatuh dan meninggalkan suatu kenangan yg semakin sulit buat aku lupakan.

Hujan kali ini derasnya tak seberapa. tapi basahnya menyeluruh. seperti kamu, yang hadir tak begitu lama. tapi kenangannya mengendap penuh. Dan memberikan luka yang semakin besar yang mana sulit buat aku terima.

Kadangkala seseorang memutuskan untuk menjauh bukan karena ia membencinya, hanya saja karena ia sedang melindungi dirinya dari serpihan luka di masa lalu. Tapi apa kabar dengan kamu? Gimana kamu dan aku bisa saling mengerti dan mencintai? sedangkan kamu dan dia diam² saling membuat cerita.

Sedangkan aku? Diam diam menikmati sandiwara dan menderita layaknya tidak terjadi apa apa.

Untuk apa setiap malam aku membawamu ke dalam doaku, sedangkan lelaki lain membawa mu ke dalam kos-kosanmu? Bukankah yg aku lakuin itu bodoh dan sia sia?
Ya, Aku bodoh memang. Dan kini akhirnya aku sadar dan mengerti, bahwa mencintaimu adalah patah hati yang paling sengaja yang pernah aku lakukan untuk kedua kalinya.

Ya. Aku enggan mencintai siapa siapa lagi. Enggan membuka hati lagi. Terlalu takut untuk terluka lagi. Kamu mau bilang aku pengecut? Terserah, tapi itulah aku.

Dan sadarilah itu semua karenamu.

Report Page