🤷🏻‍♀️

🤷🏻‍♀️

Cheri

Cherylia Safaluna hanyalah gadis biasa yang tinggal dipanti asuhan.

Tidak ada yang bisa dibanggakan dengan dirinya, kecuali otak nya. Beribu-ribu kali ia mengucap syukur karena dianugrahi otak yang cerdas sehingga dirinya bisa mendapatkan beasiswa disekolah negri.

Hidup Aluna yang biasa-biasa saja tiba-tiba menjadi luar biasa karena kedatangan seorang pria yang mengaku sebagai ayah nya.


“Bunda, Aluna nanti pulang nya agak telat, ya. Soalnya nanti Aluna mau kerja kelompok.” Ucap seorang gadis bernama Aluna pada penjaga panti yang bernama Sari atau biasa anak-anak panti memanggilnya dengan sebutan bunda.

“Iya nak, kamu hati-hati. Pulang nya jangan kemalaman, bahaya.” Peringat Bunda Sari yang membuat Aluna mengangguk mengerti.

“Iya Bun, tenang aja aku bisa jaga diri kok!” Bunda Sari hanya tersenyum mendengar itu.

“Iya Bunda percaya. Yaudah kamu berangkat sana, nanti ketinggalan bus.” Aluna mengangguk lalu setelah menyalami Bunda Sari dan mengucapkan salam ia pergi dari panti asuhan itu.

đź’«đź’«

“Alun, lo udah selesai tugas dari pak Susanti?” Tanya seorang gadis pada Aluna yang baru saja masuk dalam kelas.

“Zahra, aku baru masuk, loh. Kamu nya udah tanyain itu aja.” Kesal Aluna pada gadis bernama Zahra itu.

“Hehe, sorry, habis nya gue belum nyelesain itu tugas. Dan lo tau sendiri, kan. Gimana galaknya pak Susanti kalau ada anak muridnya yang ngga ngerjain tugas dari dia.” Ucap Zahra dengan ekspresi lebay miliknya.

“Kamu lebay tau ngga?” Raut wajah Zahra merengut sok imut membuat Aluna memasang wajah ingin muntah nya.

“Ngga usah sok imut, muka kamu bikin aku mual.” Hina Aluna sambil berjalan kearah bangkunya yang berada dipojok kelas.

“Luna, lo tadi dicariin sama Daniel.” Ucap teman lelaki Aluna saat gadis itu sudah duduk dibangkunya.

“Dia ngapain cari aku?” Tanya Aluna dengan raut wajah bingung nya.

“Mana gue tau. tuh, orang langsung pergi pas gue bilang lo nya belum datang.” Jelas Lelaki bernama Jovian itu rinci.

“Lah, dia ngga ada bilang apa-apa lagi gitu??” Jovian menggeleng menjawab pertanyaan Aluna membuat gadis itu mengangguk mengerti.

“Ini masih pagi, ngga usah mesra-mesraan.” Sinis seorang gadis bernama Jeslyn, salah satu teman dan juga pacar dari Jovian.

“Napa emang? Syirik banget jadi orang!” Sinis balik Jovian membuat Jeslyn menatap nya dengan tatapan permusuhan.

“Eum, aku ke Zahra dulu, ya. Tadi dia minta contekan soalnya.” Pamit Aluna saat merasakan hawa yang tak mengenakan dari dua pasang kekasih itu.

“Ra, kamu jadi minta contekan?” Tanya Aluna pada Zahra yang tengah senyum-senyum sembari menatap ponselnya.

“hah? Iya gue jadi kok.” Aluna menatap heran Zahra lalu mengedikan bahu nya tak peduli. Lalu memberikan bukunya pada Zahra.

“Aku tinggal, ya. Aku ada urusan soalnya.” Zahra mengangguk mengerti dengan senyum lebarnya.

“Makasih Alun cantikk” Aluna hanya membalasnya dengan senyum manis miliknya, lalu pergi meninggalkan Zahra menuju kelas Daniel.

đź’«đź’«

“Daniel nya ada?” Tanya Aluna pada teman sekelas lelaki itu yang Aluna tahu bernama Angel.

Angel berbalik menatap Aluna dengan tatapan bingung nya.

“Daniel, lo dicariin Aluna, nih!” Seru Angel pada Daniel yang sibuk bermain game dipojok kelas.

Daniel yang tengah sibuk bermain game berusaha mengalihkan pandangan nya kearah Aluna.

“Kenapa?” Tanya Aluna pada Daniel saat ia sudah berada didekat lelaki itu.

“Apanya?” Bukan nya menjawab Daniel malah bertanya balik pada Aluna yang membuat gadis itu bingung.

“Kata Jovian kamu tadi pagi nyariin aku. Kamu nyariin aku buat apa?” Kening Daniel membentuk lipatan-lipatan kecil.

“Gue? Kapan? gue ngga pernah nyariin lo. Kalau ke kelas lo, sih, tadi pagi gue emang ke kelas lo. Tapi gue ngga ada nyariin lo.” Jawab Daniel yang masih fokus pada ponsel ditangan nya.

“Si Jovian apa-apaan, sih. Aku udah rela-relain kesini lagi, padahal bel nya udah mau bunyi.” Kesal Aluna lalu pergi menuju kelas nya tanpa pamit terlebih dahulu.

“Apaan, sih? Ngga jelas.” Ucap Daniel lalu keluar dari kelas nya.

“Woy, bro. Lo mau kemana?” Tanya salah satu teman Daniel yang menyadari kepergian lelaki itu.

“Roftoop.” Jawab Daniel singkat tanpa membalikan badan nya.



Report Page