πŸ¦‹πŸŒ

πŸ¦‹πŸŒ

firaya

Tahun lalu, waktu libur musim panas papa dan mama mengajakku pergi ke kota seberang. Sekitar 2 minggu kami menginap disana sembari papa menyelesaikan proyek kerjanya.

Hari itu, rabu pagi. Sekitar jam 8 aku memutuskan untuk berjalan-jalan ke taman. Tidak jauh dari tempat ku menginap. Namun aku harus melewati ramainya jalan raya.

Aku pergi, sengaja ku tinggalkan ponsel ku dirumah sebab aku fikir kali ini aku ingin menikmati waktu ku sendiri. Biar saja bising. Biar saja cuap-cuap para manusia itu mengudara. Biar saja terdengar ditelinga.

Sebelum sampai ke taman, aku harus menyebrangi jalan. Dan ternyata ada saja yang masih menyusahkan. Aku yang sudah dewasa ini tidak memiliki keberanian yang cukup besar.

"Kak, mau ke sana ya?"

"Hm?"

"Itu kakak mau nyebrang jalan juga ga?"

"Iya, kenapa?"

"Oh tanya aja"

Maniknya menatap ku sebentar, lekat, namun kemudian ia mengalihkan pandangan. Ransel hitam dengan jaket digulung selengan jadi penampilan yang bila kalian tanya bagaimana rupanya ya seperti itulah. Pria asing yang baru saja ku temui hari itu tidak ku sangka akan jadi manusia kesayangku nantinya.

Memory-makan pempek panggang


Hi na, ini aku.

Tanpa perlu ku sebutkan nama, kamu pasti tau siapa. Orang yang kamu temui di penyebrangan jalan sebenarnya berat hati harus melepaskan mu hari ini. Pasalnya na.. kamu tau bila setiap pertemuan akan berakhir dengan perpisahan. Hanya saja dulu itu kita tidak sempat saling menyapa, namun kini selamat tinggal tetap kamu dapat juga.

Na.. maaf ya,

Maaf mulai hari ini kamu harus menyebrangi jalan sendiri. Maaf tidak bisa menemanimu lagi. Maaf kepergian ku ini menyakitimu dengan tidak tahu diri.

Aku sengaja tidak membalas perasaan mu, karena hanya perasaan mu lah yang akan tersisa. Tapi mungkin sepenggal kalimat ini bisa kamu bawa pulang lebih baik dari bayangan yang kamu genggam.

-

Udah gitu aja, mana random banget ga bisa nyebrang jalan 😭😭

Report Page