@___@

@___@

J. H

“Edeeenn, kakak pulaang.” Teriak sang lelaki tinggi berambut coklat terang saat membuka pintu apartemen itu.

Ia menatap ruangan kosong dan sunyi itu dengan terkejut, itu berantakkan. Sangat berantakkan. Seakan-akan baru saja ada penggeledah apartemen yang sedang mencari barang Ilegal yang ada di ruangan ini.

Ia memasuki ruangan itu dan melihat pintu kamar Eden terbuka, dan terlihat ramai, apa baru saja ada tamu?

Ia mendekati ruangan itu, mengetuknya dan membukanya. Ia terkejut melihat ruangan itu penuh dengan gadis-gadis alias teman Eden yang sedang bermain di apartemennya.

”Loh kak Lorrent??!!?? Kok BISAAA disini, KAK!!?!?” Ucap salah satunya.

”Kak Lorrent pacar kak Eden??!!” Ujar salah satu dari mereka, lagi.

”OHH ENGGA-ENGGA” Eden dan Lorrent segera berteriak bersamaan dengan panik. Mereka takut akan rahasia mereka terbongkar.

Hah? Rahasia? Iyahh... Eden dan Lorrent telah menikah saat Eden kelas 10 dan Lorrent kelas 12. Mereka dijodohkan dengan kedua orang tua mereka karena sebuah janji perusahaan, katanya. Ya mereka awalnya engga setuju, tapi lama-kelamaan juga terbiasa... kayaknya..

Bagi Lorrent, Ia tidak masalah karena Ia sudah kuliah dan orang-orang tidak terlalu mementingkan status relationship nya apa.

Tapi bagi Eden.. Itu sebuah neraka bagi para remaja sepertinya. Ia akan dipandang jelek satu sekolah karena Ia sudah menikah, tapi tidak jelek kalau menikahnya dengan seorang model, seperti Lorrent..., biasa remaja.

Eden bergegas berdiri dan menjelaskan segalanya. “JADI INI TUH KAK LORRENT, kalian tau.. jadi papa gue minta tolong salah satu anak-anak nya yang pinter buat ngajarin gue kelas akhir nanti!! Yaaa ini gue baru mau kenalan sebelum nanti mulai belajar.. tapi gatau dia bakal datang sekarang..”

”Kok tau password apartemen u?”

”O.. ya papa gue kasih tau, incase gue gak denger ya kan.”

”Serah lu deh.. KAK LORRENT FOTO PLSS PLSS 1 AJA BOLEH GAKKK”

Seluruh gadis-gadis itu segera lari ke Lorrent dan meminta foto serta tanda tangannya. Yaaa Eden hanya bisa berdiam dan membuang nafas besar dengan ke-khawatirannya.

> Jam 6.

Ketika mereka semua sudah pulang, Lorrent mengajak Cadie untuk duduk di sofa mereka.

”Siapa yang izinin bawa temen kesini? Kan gue bilang apa?? Kalau sampai mereka tau nanti tuh berita penuh dah muka gue”

”Ya maaf kak.. lagian pede apa kenapa sih kak?”

”Ya udah jawab siapa izinin?”

”Ya kalau aku izin ke kakak, kakak bakal bilang gaboleh??!”

”Ya tuh tau gaboleh? Kenapa masih bawa??”

Kakak sibuk mulu.. Aku juga mau kali di temenin seharian jalan-jalan..”

”Kenapa gak bilang?”

”Ya kakak sibuk.. kan..”

”Minta bapak lo cuti buat gue,”

”GAKK!! Gakk!! Papa galak.. nanti bilang kakak sibuk-sibuk.. gapapa.. aku jalan sama temen aku aja..”

”Tch” ucapnya setelah itu, dan menuju kamarnya.

Ia menjatuhkan dirinya di kasurnya dan menutup matanya.

Ia membuka hp nya itu dan segera menelpon ayahnya Eden.

”Halo, pa.”

”Tumben..”

”Hehe”

”Kenapa?”

”Anu, boleh-“

”Oh ya sebelum itu, karena papa nih lagi pusyink banget sama tante pengen holidei, km cuti dlu, gmna?”

”Pas banget.. boleh, pa.”

”Pas kenapa? Oh ya sama tadi mau ngomong apa?”

”Engga pa.. tadi cuman mau minta cuti hehe...”

”Oh yaudah, sana dah,, jaga istrimu itu,,”

Dan papa nya pun mematikan telponnya itu.

”Istri..” kata itu terus terngiang-ngiang di kepala Lorrent.

Segera, Ia mengetuk pintu Eden dan berteriak, “Eden, kapan libur?”

”Besok Sabtu udah libur, kak. Libur 2 minggu” jawabnya.

”Yaudah, cpt beres baju, besok berangkat.”

”Loh?!?! Kemana kak?!!!”

”Ada, lu beberes aja udh, gausah nanya lagi.”


| Keesokkan harinya.


”Kak Lorreennt, cepetan mandinya ih.”

”Apasih? Baru masuk loh?”

”Yaudah cepetan aja, bisa?”

Lorrent membuka sedikit pintunya, Ia mengintip, “Mandi bareng aja?”

”G-GAK!! GAMAU.”

”Lagian..-“ Ia menutup pintunya. “Ribet, baru masuk juga.” Ucap Lorrent.

”GILA YA TUH ORANG????” Batinnya Eden berkata.

Mereka pun bergantian mandi~~

Saat siang, mereka mulai berangkat menuju Bandung. Ya, Bandung. Tempat dimana orang tua Lorrent tinggal.

Eden baru 2 kali bertemu orang tua Lorrent, sebelum mereka menikah, dan setelah mereka menikah. Ini akan menjadi ketiga kalinya Ia bertemu beliau.



Report Page