β˜€οΈπŸŒ™

β˜€οΈπŸŒ™

Shey.

Berbaring dengan tenang di langit penuh bintang. Bergerak tanpa arah. Tanpa kusadari, aku mengikuti arah angin. Rasanya seperti mimpi. Apa ini mimpi?

Aku sudah terbiasa terlelap sangat dalam. Aku sudah terhanyut terlalu lama seperti tidak ada akhirnya.

Ketika musim dingin tiba, senyum orang-orang tertutupi oleh syal menjadi seberkas cahaya. Aku ingin membelai wajahnya.

Ketika bunga memiliki ekspresi, langit biru jernih seperti matanya, guratan bayangan, dan pantulan dunianya, tidak akan hilang dari pikiranku.

Mendengar suara deburan ombak yang menabrak bebatuan di sampingnya yang seperti berbisik dengan lembut di telingaku.

Terkadang aku terlalu ceroboh. Terkadang aku terlalu berhati-hati. Aku takut terbangun dari mimpi. Bawalah aku pergi menemukannya.

Pasanganku satu-satunya, berapa banyak langkah yang kaki ini harus jalani. Mulai hari ini matahari dan bulan ada bersama-sama. Laut yang ada di sebelah kota, mengganti percakapan dengan pelukan. Bawalah aku pergi menemukannya.

Pasanganku satu-satunya, juga senyum, air mata, dan napas. Istana abadi dan satu-satunya pulau sepi yang tersisa, menghiraukan peringatan siapapun.

Aku sangat ingin menjadi tembok tinggi supaya aku bisa menjadi penghalang ombak baginya. Laut menyokong matahari yang sedang terbenam. Kota memakai warna malam dan bersinar dalam gelap. Guratan bayangan dan pantulan bayangannya tidak akan hilang dari hatiku.

Tidak akan hilang.





Report Page