÷÷÷÷

÷÷÷÷

🐬 Keith Aspen, Kee-Kee.

Menggeleng sopan, saya ikut mengaduk teh yang masih menyisakan uap panas. Jadi, ini teh Darjeeling, ya? Saya menyeruput teh tersebut perlahan, sedikit cemas kalau rasanya tidak sesuai selera, tapi saya salah. Rasa tehnya sesegar aromanya, khas buah-buahan. Menenangkan.

“Bagaimana tehnya, Nak?” tanya Tuan James, setelah ia menikmati scones. Tangannya beralih mengambil eclair dan mengunyahnya santai.

“Menyegarkan, sedikit asam, saya rasa,” balas saya tetap sopan, meraih potongan sandwich daging yang Nyonya Ruth buat. “Nyonya Ruth, sandwich buatan Anda sangat enak.” puji saya, yang disambut gelak tawa Tuan James.

“Tentu, tentu! Tidak akan ada orang yang bisa menolak kelezatan kudapan buatan Ruth!” Kakek tua itu berkata sedikit congkak, menyodorkan sepiring kue tart. “Coba tart apel ini, Nak. Rasanya jauh lebih enak,” Nyonya Ruth tersipu, berpura-pura membetulkan tatakan cangkirnya.

Report Page